Senin, 16 Maret 2009

Google Earth 5.0 Jelajah Mars

Meski masih menuai pro dan kontra tentang kehadirannya, Google Earth terus memperkaya inovasi. Kali ini pencinta peta digital dapat menggunakan Google Earth untuk melihat lautan, bahkan hingga ke Planet Mars.Fitur baru itu memungkinkan seseorang melihat citra gambar tentang kedalaman laut dan kondisi Mars. Aplikasi bernama Google Earth 5.0 ini juga mampu menampilkan kondisi bumi yang terbaru.Aplikasi Google Earth telah diujicobakan di California Academy of Sciences di San Francisco. Pada saat peresmiannya, hadir mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore dan penyanyi Jimmy Buffet. Dua tokoh tersebut menyambut baik kehadiran Google Earth generasi baru itu.Mereka mengatakan, perangkat ini bagus untuk mengetahui keadaan bumi, terutama dari ancaman pemanasan global. Termasuk untuk memberikan pendidikan bagi masyarakat tentang kondisi alam semesta dan bumi secara nyata.Google Earth 5.0 mampu melihat gunung api di dasar laut, bangkai kapal yang karam, serta tempat lain. Tempat-tempat itu bisa berupa spot favorit untuk berselancar. Untuk membangun aplikasi ini, Google tidak hanya melibatkan ahli-ahli dalam bidang pemrograman, namun juga ilmuwan dan aktivis laut.Google Earth 5.0 juga punya aplikasi baru. Yaitu, penyediaan update untuk aplikasi navigasi terrestrial, seperti penelusuran GPS, virtual time travel, serta tur secara virtual.Sementara itu, setelah sebelumnya menambah fitur Sky (angkasa), kali ini Google menambah fitur baru hasil kolaborasi dengan NASA, 3D Mars. Dengan memilih "Mars" dari toolbar Google Earth, kita dapat melihat (mengakses) tampilan Planet Merah tersebut. Resolusi yang dihasilkan pun paling tinggi untuk saat ini. Termasuk juga permukaan dan informasi atau tanda pendaratan pesawat dan fitur menarik lainnya. (aul/bs/kkn)

Atasi Bad Sector pada Hard Disk


KOMPAS.com Suatu ketika, seorang rekan memeriksa kondisi suatu hard disk dengan sebuah peranti lunak. Ia merasa hard disk-nya kurang beres. Ternyata, dugaannya benar. Hasil uji peranti itu menyatakan bahwa ada bagian atau sektor tertentu pada hard disk yang rusak (bad sector), dan kerusakannya mengkhawatirkan. Peranti itu pun memberi tahu kalau ia sebaiknya bersiap untuk mengganti hard disk karena kemungkinan terjadi crash sangat besar. Wah, perlukah rekan PCplus itu mengganti hard disk? Apa sudah tidak bisa diperbaiki?Saran PCplus, ada baiknya coba perbaiki hard disk itu dulu. Siapa tahu masih bisa bekerja lagi. Maklum, sebagian besar hard disk yang beredar sekarang ini memiliki sektor cadangan, yang ditujukan untuk kondisi seperti ini. Kalau Anda bisa memanfaatkan sektor cadangan itu, Anda bisa menunda pembelian hard disk baru.Kalau pakai Windows XP, jalankan MS-DOS Prompt. Ketikkan perintah “chkdsk /R” lalu tekan [Enter]. Perintah itu akan membuat Windows mencari posisi bad sector dan mengembalikan data atau informasi yang masih bisa dibaca. Siapa tahu Anda masih pakai Windows 95, Windows 98, atau Windows Millenium, coba pakai Scandisk bawaan sistem operasi yang memiliki opsi untuk melakukan pemindaian sekalian perbaikan seadanya.Cara barusan adalah tindakan cepat yang bisa Anda lakukan apabila Anda mencurigai hard disk punya bad sector. Kalau cara tadi tidak sukses, coba cara ini.Pakai UtilitiAnda bisa pakai peranti yang mampu menghilangkan logic bad sector dan memperbaikinya. Asal tahu saja, bad sector dibagi jadi dua: logic dan physic. Peranti itu membuat hard disk kembali bekerja dengan “menghapus” bad sector-nya. Hard disk biasanya dipaketkan dengan suatu peranti lunak untuk fungsi manajemen sekaligus perbaikan. Misalnya, Maxtor dan Quantum punya MaxBlast, Samsung punya ClearHDD, Seagate punya Seagate Format, Western Digital punya Old DLG Diagnostic, dan Fujitsu punya FJ-IDE Drive Initializer Utility.Anda tidak wajib pakai peranti lunak paketan. Anda bisa juga pakai peranti lain. Perbaikan hard disk yang dijelaskan pada artikel ini memakai SpinRite (www.grc.com). Peranti lunak buatan Gibson Research ini cukup baik buat mengatasi masalah bad sector pada hard disk. Versi terbaru peranti ini—versi 6,0—seharga 89 dollar AS.SpinRite mendukung FAT, NTFS, Linux, Novell, drive dengan beberapa sistem operasi serta hard disk yang belum diformat. Cara menggunakannya mudah saja. Tinggal ikuti langkah-langkah ini.1. Buat disket atau CD yang bisa boot. Buatnya di SpinRite. Klik [Create Boot Diskette], [Create ISO or Image File], atau [Install SpinRite on Drive]. Biar gampang, pilih bikin CD bootable. Asal tahu, SpinRite hanya berjalan dalam modus DOS.2. Setelah file image sudah jadi, gunakan software pembakar CD, seperti Nero Burning ROM, untuk membuat CD. Restart komputer dan boot dengan CD yang barusan dibuat.3. SpinRite punya 5 opsi atau level. Level yang kemungkinan besar Anda butuhkan adalah level 2 ataupun level 4. Tindakan di level 2 adalah pengembalian data, sedangkan level 4 adalah pemeliharaan drive dan analisis. Pilih saja tindakan yang ingin Anda lakukan.4. Level apa pun yang Anda pilih, Anda akan diminta untuk memilih drive atau partisi yang ingin Anda periksa atau perbaiki. Setelah itu, lihat atau ubah opsi bagaimana SpinRite memeriksa hard disk Anda. Kalau sudah, lanjutkan dengan langkah selanjutnya, yakni menguji kinerja drive.Proses pemeriksaan bisa berjalan beberapa jam, tergantung kapasitas dan kecepatan hard disk. Menurut informasi dari pembuatnya, kecepatan maksimal SpinRite adalah 120 GB per jam. Namun, banyak hal yang memengaruhi kecepatan pemeriksaan itu, misalnya kerusakan hard disk, dukungan Ultra DMA, atau konfigurasi sistem. Untungnya, Anda bisa menghentikan proses pemeriksaan untuk dilanjutkan di lain waktu. Agar tidak perlu mengulang, catat saja posisi pemeriksaan ketika Anda menghentikan proses.Kalau SpinRite mendeteksi perlunya perbaikan, SpinRite akan langsung bekerja di Level 4 untuk memperbaiki dan mengembalikan data. Level 4 kembali memakan waktu yang tidak sebentar. Hitungan waktu pengerjaan bisa dalam satuan jam bahkan hari, lagi-lagi tergantung kerusakan. SpinRite punya screen saver yang aktif ketika SpinRite sedang bekerja. Anda bisa pula menampilkan jalannya proses yang sedang berlangsung. Jika hard disk Anda mendukung fitur pembacaan suhu, SpinRite akan melaporkan informasi suhu hard disk. Temperatur hard disk akan naik terus saat SpinRite memperbaiki data Anda. Ketika bekerja, SpinRite juga memiliki opsi untuk melihat lebih dekat proses perbaikan yang berlangsung. Opsi tersebut namanya adalah “DynaStat Data Recovery”. Jika hard disk masih rusak setelah diperbaiki dengan peranti seperti SpinRite, barangkali memang sudah waktunya Anda mengganti hard disk baru. *sumber: PCplus

Membuka Dokumen Corrupt

Saat bekerja dengan Microsoft Word mungkin Anda pernah mengalami hal ini. Dokumen yang ingin Anda akses tiba-tiba rusak dan tak bisa dibuka. Dengan kondisi begini pasti Anda akan panik. Apalagi jika file tersebut adalah file penting, dan tidak ada file back up-nya. Jangan berkecil hati dahulu! File yang rusak tersebut mungkin saja masih dapat diperbaiki dan diperbaiki dengan Text Recovery Converter.
Caranya menggunakannya sebagai berikut:
1. Buka program Microsoft Word, lalu klik [File] > [Open].
2. Pilih file dokumen yang rusak tersebut.
3. Klik panah kecil yang ada di sisi kanan tombol [Open].
4. Pada menu drop down yang terbuka, pilih [Open and Repair].
5. File Anda yang rusak akan terbuka kembali. Tapi perlu diketahui, tingkat keberhasilan perbaikan ini tergantung dari seberapa besar kerusakan file Anda.
sumber: PCplus

Kamis, 12 Maret 2009

Peluncuran NASA


Oleh NINOK LEKSONO

KOMPAS.com - Jumat tanggal 6 Maret pukul 03.50 GMT, atau pukul 10.50 WIB, sebuah roket Delta II tinggal landas dari Stasiun Angkatan Udara Tanjung Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Di pucuk roket Delta ini terdapat sebuah instrumen yang amat penting, yakni Teleskop Kepler. Peluncuran berjalan mulus, dan sejam kemudian, Kepler terpisah seluruhnya dari tingkat tiga roket peluncur seperti direncanakan.

Misi Kepler adalah untuk menemukan planet di luar tata surya yang menyerupai Bumi. Jadi, yang akan dicari Kepler adalah planet kecil (tidak sebesar Jupiter atau Saturnus) dan berbatuan, yang mengorbit bintang induk (seperti Matahari) dengan jarak yang tepat. Artinya, jarak tersebut tidak terlalu dekat sehingga air mendidih, tetapi juga tidak terlalu jauh sehingga air membeku. Jarak yang ideal bagi kehidupan ini sering disebut sebagai ”Zona Bisa Didiami” (habitable).

Sejauh ini petunjuk soal adanya planet yang menyerupai Bumi tak banyak diperoleh karena penyelidikan yang dilakukan tidak cukup peka untuk menemukan planet seperti itu. Teleskop Kepler diharapkan mampu menjawab tantangan ini.

Menjelang peluncuran, Ilmuwan Kepala (Proyek) Kepler William Borucki di Pusat Riset Ames milik NASA di Moffett Field, California, mengatakan, ”Kalau ada banyak Bumi di luar sana, boleh jadi juga ada banyak kehidupan di sana - dan barangkali juga bahkan peradaban asing di sana yang menunggu kontak kita.” (New Scientist, 5/2)

Sebelum ini memang sudah ditemukan planet-planet yang ukurannya sedikit lebih besar dibandingkan Bumi. Yang satu ditemukan oleh teleskop-teleskop di Bumi dengan menggunakan teknik lensa gravitasi dan lainnya ditemukan oleh Satelit Corot yang dijuluki ”Pengamat Makhluk Asing Eropa”. Corot diluncurkan tahun 2006 dan misinya adalah mengamati bintang yang kecerlangannya susut karena diduga ada planet yang lewat di depannya.

Selain itu, juga sudah diketahui dua planet yang diduga berbatu dengan ukuran beberapa kali massa Bumi yang mengorbit bintang katai merah Gliese 581, dan salah satunya mungkin ada di Zona Bisa Didiami, meski di perbatasan.

Gregory Laughlin, ilmuwan di Universitas California, Santa Cruz, yang memimpin riset planet-planet transit, mengakui bahwa deteksi planet terestrial seukuran Bumi yang punya orbit bisa didiami masih belum ada.

Teknik baru

Sebelum ini, penemuan sebagian besar planet luar tata surya (exoplanet) dilakukan dengan teknik kecepatan radial, yaitu dengan mengamati spektrum cahaya bintang untuk melihat apakah ada gerak maju dan mundur periodik yang disebabkan oleh tarikan gravitasi planet-planet bintang tersebut. Metode ini belum cukup sensitif untuk mendeteksi planet sekecil Bumi.

Kepler dirancang untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan menerapkan metode planet transit. Teleskop ini akan memonitor 100.000 bintang dan mengukur adanya peredupan periodik, yang diartikan sebagai akibat adanya planet yang lewat di depannya. Hal ini akan dilakukan secara terus-menerus selama 3,5 tahun.

Lalu, berbeda dengan Corot yang mengorbit Bumi, Kepler akan mengorbit mengelilingi Matahari. Ini akan membuat pandangannya ke langit lebih tidak terhalang oleh Bumi.

Didukung oleh lensa yang lebih besar, dengan ukuran 95 cm, Kepler akan mampu melihat planet dengan ukuran setengah Bumi atau seukuran Mars.

Apa pun hasilnya

Belum bisa dipastikan berapa banyak planet seukuran Bumi yang bakal ditemukan oleh Kepler. Tapi apa pun, Kepler akan menjadi acuan baru dalam perburuan planet. Kalau memang planet seperti Bumi ternyata merupakan hal umum, maka beberapa di antaranya diperkirakan mengelilingi bintang induknya pada jarak cukup dekat. Misi berikut akan memeriksa apakah ada oksigen di sana, juga petunjuk lain yang mengisyaratkan adanya kehidupan.

Badan ruang angkasa AS (NASA) dan Eropa (ESA) sedang menggodok dua misi yang disebut Terrestrial Planet Finder dan Darwin yang diupayakan bisa meluncur sebelum tahun 2020. Misi ini dimaksudkan untuk bisa mengukur cahaya dari planet extrasolar di orbit bisa didiami. Sasaran utama adalah mengukur spektrum cahaya yang melewati atmosfer planet itu, apakah ada jejak oksigen atau bahan kimia lain yang mengindikasikan adanya kehidupan.

Visi terus hidup

Mengikuti perkembangan sains di atas, tampak bahwa negara maju terus mengembangkan program-program untuk memajukan ilmu pengetahuan, meski dewasa ini kondisi ekonomi pada umumnya buruk.

Diakui, proyek seperti Kepler menelan biaya ratusan juta dollar, tetapi ia dipersiapkan secara baik, dan diyakini tujuannya, sehingga tetap dijalankan meski mahal. Tidak berhenti sampai di Kepler, ini juga sudah dipikirkan untuk meluncurkan Proyek Darwin guna mencari kehidupan di planet extrasolar.

Tampak visi untuk unggul dan maju - juga sebagai persiapan untuk menguasai teknologi penjelajahan angkasa masa depan - tidak ditinggalkan begitu saja. Kita tentu belum bisa sepenuhnya meniru langkah negara maju. Tetapi, setidaknya semangat ilmiah yang diperlihatkan oleh bangsa-bangsa tersebut juga bisa menginspirasi kita.

Mereka tak gentar dengan risiko karena dari misi Kepler ini, bisa juga mereka tidak menemukan planet seperti Bumi yang dicari. Tetapi, itu tidak mengecilkan hati karena pasti ada hasil lain yang diperoleh.

Borucki menyimpulkan, kalau Kepler menemukan banyak Bumi di galaksi, kondisi yang mendukung kehidupan merupakan hal biasa. Tetapi, kalau tidak ada Bumi pada bintang tersebut, bisa berarti bahwa kita sendirian di alam semesta ini tanpa ada saudara semesta.

Salah Arti

Ilmu komputer (Ilkom), atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Computer Science (CS), secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik tentang komputasi, perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Ilmu komputer mencakup beragam topik yang berkaitan dengan komputer, mulai dari analisa abstrak algoritma sampai subyek yang lebih konkret seperti bahasa pemrograman, perangkat lunak, termasuk perangkat keras. Sebagai suatu disiplin ilmu, Ilmu Komputer lebih menekankan pada pemrograman komputer, dan rekayasa perangkat lunak (software), sementara teknik komputer lebih cenderung berkaitan dengan hal-hal seperti perangkat keras komputer (hardware). Namun demikian, kedua istilah tersebut sering disalah-artikan oleh banyak orang.

Tesis Church-Turing menyatakan bahwa semua alat komputasi yang telah umum diketahui sebenarnya sama dalam hal apa yang bisa mereka lakukan, sekalipun dengan efisiensi yang berbeda. Tesis ini terkadang dianggap sebagai prinsip dasar dari ilmu komputer. Para ahli ilmu komputer biasanya menekankan komputer von Neumann atau mesin Turing (komputer yang mengerjakan tugas yang kecil dan deterministik pada suatu waktu tertentu), karena hal seperti itulah kebanyakan komputer digunakan sekarang ini. Para ahli ilmu komputer juga mempelajari jenis mesin yang lain, beberapa diantaranya belum bisa dipakai secara praktikal (seperti komputer neural, komputer DNA, dan komputer kuantum) serta beberapa diantaranya masih cukup teoritis (seperti komputer random and komputer oracle).

Ilmu Komputer mempelajari apa yang bisa dilakukan oleh beberapa program, dan apa yang tidak (komputabilitas dan intelegensia buatan), bagaimana program itu harus mengevaluasi suatu hasil (algoritma), bagaimana program harus menyimpan dan mengambil bit tertentu dari suatu informasi (struktur data), dan bagaimana program dan pengguna berkomunikasi (antarmuka pengguna dan bahasa pemrograman).

Ilmu komputer berakar dari elektronika, matematika dan linguistik. Dalam tiga dekade terakhir dari abad 20, ilmu komputer telah menjadi suatu disiplin ilmu baru dan telah mengembangkan metode dan istilah sendiri.

Departemen ilmu komputer pertama didirikan di Universitas Purdue pada tahun 1962. Hampir semua universitas sekarang mempunyai departemen ilmu komputer.

Penghargaan tertinggi dalam ilmu komputer adalah Turing Award, pemenang penghargaan ini adalah semua pionir di bidangnya.

Edsger Dijkstra mengatakan:

Ilmu komputer bukan tentang komputer sebagaimana astronomi bukan tentang teleskop

Fisikawan ternama Richard Feynman mengatakan:

Ilmu komputer umurnya tidak setua fisika; lebih muda beberapa ratus tahun. Walaupun begitu, ini tidak berarti bahwa "hidangan" ilmuwan komputer jauh lebih sedikit dibanding fisikawan. Memang lebih muda, tapi dibesarkan secara jauh lebih intensif!